• Yamaha masih tes pasar untuk motor listriknya.
• Rp 40-60 juta adalah harga harapan masyarakat.
• Targetkan 4.000 orang mencoba Yamaha E01.

Sudah sejak akhir tahun lalu motor listrik Yamaha E01 melakukan tes pasar di sejumlah wilayah Indonesia.

Tes ini dilakukan untuk bisa mendapatkan masukan dari konsumen terkait motor listrik seperti apa yang diinginkan.

Tentu saja hal ini berkaitan dengan spesifikasi, jarak tempuh, daya tahan baterai, lama pengecaran hingga harga jualnya.

PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) pun menargetkan 4.000 orang mencoba motor listrik yang kerap disebut NMax listrik itu.

“Sejauh ini sudah 65% dari target yang ingin kita capai,” kata Antonius Widiantoro, Assistant GM Marketing-Public Relation YIMM.

Baca juga : Yamaha E01 Punya Berat 158 Kg Tapi Tetap Lincah, Ini Rahasianya

Nah yang menarik, dari banyaknya orang-orang yang telah menjajal motor tersebut, rentang harga yang diharapkan adalah Rp 40-60 juta.

“Dari hasil survei mereka yang telah mencoba, rata-rata berharap harganya bisa segitu,” tambahnya di Probolinggo, Jawa Timur (17/8/2023).

Namun belum tentu hasil survei tadi bakal menjadi patokan untuk harga jual Yamaha E01 kelak lho.

“Itukan ekspektasi konsumen, kita harus pertimbangkan banyak hal. EV itu butuh persiapan juga jadi gak sekedar jual saja,” kata Anton lagi.

Yamaha E01 Sudah Sesuai Harapan

Selain harga, kemampuan dari motor listrik satu ini pun dirasa mumpuni dan cukup untuk kebutuhan transportasi sehari-hari.

Untuk informasi, motor listrik tersebut memiliki jarak tempuh maksimal 104 km, dengan performa yang setara motor bermesin 125 cc.

Output maksimal motor listrik tersebut mencapai 8,1 kW @ 5.000 rpm. Torsinya pun besar, sampai 30,1 Nm @ 1.950 rpm. 

Kecepatan maksimal bisa sampai 100 km/jam, yang artinya lebih dari cukup untuk penggunaan harian.

Baca juga : Adu Akselerasi Yamaha E01 dan NMax, Torsi Besar Lebih Ngacir?

“Dari spesifikasi itu konsumen pun sudah terima, jadi kita gak menanyakan berapa jarak yang mereka butuhkan,” lanjutnya.

Jarak tempuh memang kerap menjadi alasan orang-orang enggan beralih menggunakan motor listrik, karena takut kehabisan baterai dalam perjalanan.

“Mungkin karena di dalam bagasi kita berikan portable charger, jadi lebih secure jadi bisa ngecas dimana-mana, termasuk mereka terima pilihan dengan baterai tanam,” pungkas Anton.