Indonesia Masuk Radar Pembangunan Gigafactory Kedua Tesla di Asia

Elon Musk CEO Tesla berencana akan membangun Gigafactory Tesla di kawasan Asia lagi. Musk mengakui bahwa pihaknya akan membangun Gigafactory kedua di Asia di luar China.
Sinyal rencana ini santer diberitakan setelah Elon Musk menjawab sebuah pertanyaan di akun sosial media Twitter pribadinya.
Akun @spaceguy_24 bertanya, "Apakah Anda (Musk) akan membuat mega factories Tesla di Asia, di luar China?"
"Ya, tapi sebelumnya kami harus menyelesaikan Giga (factory) Berlin dan Giga kedua di Amerika Serikat untuk memenuhi permintaan di bagian timur Amerika Utara," jawab Elon Musk, Rabu (8/7/2020) kemarin.
Cuitan ini menjadi yang pertama kali terkait rencana Elon Musk untuk ekspansi pabrik di kawasan Asia setelah China. Namun, seperti yang dipaparkan di atas, Musk baru akan menggarapnya setelah gigafactory Jerman dan Amerika Utara selesai.
Saat ini, gigafactory Tesla di kawasan Asia baru ada di Shanghai, China. Selebihnya, gigafactory sudah ada di Berlin, Jerman; Fremont, California; dan Austin, Texas, Amerika Serikat.
Tesla juga memperluas bisnisnya dengan membangun pabrik baterai bersama Panasonic di Nevada. Selain itu, mereka juga tengah berencana membangun pusat penelitian baterai dan fasilitas di Fremont, California juga.
Menerawang negara Asia mana yang punya kans terbaik untuk dibangun gigafactory Tesla, Jepang dan Korea Selatan menjadi yang terdepan. Hal ini dikarenakan infrastruktur dan ekosistem kendaraan listrik di sana sudah lebih mapan dibanding negara lainnya. Hanya saja lokasinya kurang strategis lantaran jauh dari kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara di mana punya potensi pasar yang sangat besar.
Bahkan, mengutip kabar Hindustantimes, pemerintah Tamil Nadu, India sudah mengirim surat kepada eksekutif pabrikan Tesla.
Di Asia Tenggara, Indonesia pun masuk radar merunut pemberitaan beberapa waktu lalu berkaitan pembangunan pabrik baterai lithium di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah. Beberapa perusahaan sudah menunjukkan komitmen dengan mengucurkan investasi sekira 4 miliar dolar AS. Mulai dari CATL bersama dengan LG, Mercedes-Benz, Volkswagen, hingga Tesla sendiri.
Sebagai informasi, pihak yang memiliki andil besar terhadap pembangunan pabrik baterai di Morowali tersebut adalah Contemporary Amperex Technology (CATL), sisanya dibagi-bagi nilai investasinya. Sayangnya, nilai investasi Tesla di pabrik ini belum bisa diketahui jumlahnya.

Genta Angin
Bicara fakta menarik dengan ragam perspektif, spidometer hanya angka tanpa injakan pedal gas.
Merek Mobil Terkenal di Indonesia
Berita Terkini
Hyundai Ioniq 5 Berbalut Motif Batik Kawung, Cuma Disediakan 50 Unit!
Fitur dan Interior Jetour X50e EV Terungkap, Atap Panoramic dan Head Unit Lebar
Modifikasi Audio Denza D9 Pertama di Indonesia, Kualitas Makin Mewah Tanpa Potong Kabel
Pameran Kendaraan Listrik PEVS 2025 Diprediksi Lebih Meriah, Target Jualan Rp 400 miliar
Kenali Tanda Ban Mobil Wajib Ganti Sebelum Berangkat Mudik Lebaran
Mobil Rekomendasi
- Populer
- Terbaru
-
Toyota Kijang...
Rp 339,60 Juta - Rp 467,00 Juta
-
Toyota Avanza
Rp 189,80 Juta - Rp 295,80 Juta
-
Honda Brio
Rp 167,90 Juta - Rp 253,10 Juta
-
Daihatsu Sigra
Rp 120,65 Juta - Rp 182,60 Juta
-
Toyota Calya
Rp 170,20 Juta - Rp 190,00 Juta
-
Subaru Crosstrek
Rp 549,50 Juta
-
Chery Omoda...
Rp 334,80 Juta - Rp 493,80 Juta
-
Suzuki Grand...
Rp 359,40 Juta - Rp 384,40 Juta
-
Wuling Alvez
Rp 209,00 Juta - Rp 295,00 Juta
-
Subaru WRX...
Rp 975,50 Juta - Rp 1,03 Miliar